Menyoal Fakta Pusara Korban, Membangun Budaya Damai Di Halmahera

Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 11 (2):202-232 (2020)
  Copy   BIBTEX

Abstract

Among the interesting phenomena in Halmahera’s post conflict era are the permanently built tombs of victims in the courtyards of houses of worship (churches and mosques). An important question which arises from this phenomenon is: why were the tombs of victims built in the courtyards of the houses of worship? What is the meaning of this reality for promoting reconciliation and peace in Halmahera? According to the writer, an analysis on the way the Halmaherans comprehend this practice is important. By understanding the way the Halmahera people view and live out the meaning of the tombs of the victims, we can understand and anticipate any further impact of this practice. Through this article, the writer offers a sociological and theological study so that a road to promote peace building in Halmahera can be paved. Keywords: Tomb of victims, martyr, syuhada, conflict, violence, reconciliation, peace, Halmahera. Abstrak: Salah satu fenomena menarik dalam masyarakat Halmahera di era pasca konflik adalah adanya pusara korban yang dibangun secara permanen di halaman rumah ibadah (gereja dan masjid). Pertanyaan penting yang perlu dikemukakan melihat fenomena ini adalah: mengapa pusara korban dibangun di halaman rumah ibadah? Apa arti realita itu bagi upaya rekonsiliasi dan pembangunan budaya damai di Halmahera? Menurut penulis, kajian dan analisis terhadap penghayatan dan pemahaman masyarakat Halmahera terhadap realita pusara korban menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Dengan memahami penghayatan dan pemahaman masyarakat Halmahera terhadap realita pusara korban, maka dampak yang ditimbulkan olehnya dapat dipahami, dimengerti, dan diantisipasi. Melalui artikel ini penulis hendak menampilkan sebuah kajian sosiologis-teologis dalam rangka menemukan sebuah “jalan raya” bagi upaya membangun perdamaian yang sejati di era pasca konflik di Halmahera. Kata-kata kunci: Pusara korban, martir, syuhada, konflik, kekerasan, rekonsiliasi, perdamaian, Halmahera.

Other Versions

No versions found

Links

PhilArchive



    Upload a copy of this work     Papers currently archived: 101,072

External links

Setup an account with your affiliations in order to access resources via your University's proxy server

Through your library

Similar books and articles

Pandangan Johann Baptist Metz Tentang Politik Perdamaian Berbasis Compassio.Paul Budi Kleden - 2020 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 12 (1):82-102.
Philosophyzing Moderasi Beragama (Pembacaan Filsafat Ilmu).Tohis Reza Adeputra, Habibie Adlan Ryan & Manese Rohit Mahatir - 2023 - In Arhanuddin Salim, Wawan Hermawan, Rosdalina Bukido, Mardan Umar, Nuraliah Ali, Muh Idris, Evra Willya, Acep Zoni Saeful Mubarok, Ari Farizal Rasyid, Nasruddin Yusuf, Reza Adeputra Tohis, Adlan Ryan Habibie, Rohit Mahatir Manese, Ahmad Bustomi, Siti Inayatul Faizah, Rafiud Ilmudinulloh, Telsy F. D. Samad, Mokh Iman Firmansyah, Maulidya Nisa, Ainur Alam Budi Utomo, Abdurrahman Wahid Abdullah, Abdullah Botma, Edi Gunawan, Syahrul Mubarak Subeitan, Mulida Hayati, Usup Romli, Salma Nafisah, Rohmatul Faizah & Nur Azizah (eds.), Moderasi Beragama: Implementasi dalam Pendidikan, Agama dan Budaya Lokal. Malang: Penerbit Selaras Media Kreasindo.
Menggumuli Teologi Pastoral Yang Relevan Bagi Indonesia.Daniel Susanto - 2020 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 13 (1):77-107.

Analytics

Added to PP
2023-06-02

Downloads
6 (#1,695,458)

6 months
4 (#1,249,230)

Historical graph of downloads
How can I increase my downloads?

Citations of this work

No citations found.

Add more citations

References found in this work

No references found.

Add more references